Sistem Respiratoria
System Respiratoria
Ria Andriani
Riaandriani.bio15@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Sistem respirasi adalah sistem organ yang
digunakan untuk pertukaran gas. Berdasarkan tempatnya, respirasi
terbagi atas respirasi eksternal dan respirasi internal. Praktikum ini
dilaksanakan pada tanggal 04 April 2017 di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP
Unsyiah. Alat yang digunakan ialah alat bedah (pisau, gunting dan pinset), dan
paku tekan. Adapun bahan yang digunakan ialah Chanos chanos, Geopelia
striata dan Rana sp. Praktikum
ini bertujuan agar dapat
mengenal bagian-bagian organ respirasi pada preparat yang akan diamati. Metode yang digunakan dalam
praktikum ini adalah pembedahan
hewan yang akan diamati, kemudian digambarkan dan diberi keterangan. Hasil dari
praktikum ini adalah dapat
diketahui bagian-bagian organ respirasi pada hewan yang telah diamati,
mengetahui fungsi dari masing-masing organ, dan mengetahui mekanisme respirasi
dari masing-masing hewan preparat.
Kata kunci : Respirasi, Eksternal, Internal,
Organ.
Abstract
The respiratory system was the organ system that is used for gas exchange. Based on
its place, the respiration was divided into external respiration and internal respiration. This practicum
was held on April 4, 2017 at the Laboratory of Biology Education FKIP Unsyiah.
The tool used was a surgical tool (knife, scissors and tweezers), and nail press. The
material used is Chanos chanos, Geopelia striata and Rana sp. The lab aims to be familiar with the
parts of respiration organ in preparations to be observed. The method used in
this lab was surgery the animals to be observed, then illustrated and annotated. The
results of this lab was to know the parts of organs of respiration in animals that have been
observed, know the function of each organ, and knowing the respiration
mechanism of each animal preparations.
Keywords
: Respiration,
External, Internal, Organ.
Pendahuluan
Pernapasan
(respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2
(oksigen) kedalam tubuh serta mengembuskan udara yang banyak mengandung CO2
(karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini
disebut inspirasi dan menghembuskan disebutkan ekspirasi (Mardiono,
2013, p: 266).
Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup
memerlukan energi. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen kan
menghasilkan energi. Karena semua bagian tersusun atas jaringan dan jaringan
tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (Juanegshi, 2008, p: 99).
Radikal
bebas tersebut dapat memicu kerusakan sel pada alat pernafasan, baik trakea dan
pulmo ataupun organ-organ lainnya, seperti hepar dan ginjal. Fungsi sistem
respirasi ialah tempat terjadinya pertukaran udara pernafasan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Penyalur udara (rongga hidung, nasofaring, larings,
trakhea, bronkhus dan bronkhiolus) berfungsi menyalurkan udara pernafasan dari
dan ke daerah pertukaran udara dalam paru-paru, mengatur kelembapan udara,
menjaga suhu tubuh dan kandungan air pada saat proses respirasi dan menyaring
partikel asing udara pernapasan karena penyalur udara memiliki selaput
mukosiliaris sebagai alat pertahanan (Yunianto,
2014, p: 24).
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem
trakea, yang terbuat dari pipa yang becabang di seluruh tubuh, merupakan salah
satu variasi dari permukaan respirasi internal yang melipat-lipat dan pipa yang
terbesar itulah yang disebut trakea. Bagi seekor serangga kecil, proses difusi
saja dapat membawa cukup O2 dari
udara ke sistem trakea dan membuang cukup CO2 untuk mendukung sistem respirasi
seluler. Serangga yang lebih besar dengan kebutuhan energi yang lebih tinggi
memventilasi sistem trakeanya dengan pergerakan tubuh berirama (ritmik) yang
memampatkan dan mengembungkan pipa udara seperti alat penghembus (Campbell,
2008, p: 195).
Racun
inhalasi merupakan insektisida yang bekerja lewat system pernapasan.Racun
pernapasan adalah insektisida yang mematikan serangga karena mengganggu kerja
organ pernapasan (misalnya menghentikan kerja otot yang mengatur
pernapasan)sehingga serangga mati akibat tidak bisa bernapas (Catur, 2011, p: 189).
Metode/ Cara Kerja
Waktu
dan Tempat
Pratikum
ini dilaksanakan pada tanggal 04 April 2017, di Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam, Banda Aceh.
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan adalah alat bedah (pinset, gunting, pisau), nampah bedah, paku
tekan. Adapun preparat yang digunakan adalah ikan bandeng (Chanos
chanos), burung
perkutut (Geopelia striata) dan katak
(Rana sp).
Prosedur
Untuk
mengamati sistem respiratoria pada ketiga preparat tersebut ialah dengan cara
dimatikan hewan tersebut dengan menggunakan pisau dan diletakkan diatas nampan
bedah. Kemudian disayat bagian kulit perut, diusahakan jangan sampai merusak
organ yang ingin diamati, lalu dibiarkan organ tersebut dalam keadaan utuh.
Kemudian diamati bagian-bagian organnya dan dituliskan keterangannya.
Hasil dan Pembahasan
Dari
hasil kegiatan praktikum, dapat dilihat bagian-bagian
organ respirasi pada ikan belanak,
burung perkutut dan katak. Sistem respirasi dari ikan belanak yaitu archus
brancialis atau lengkung insang yaitu terdiri dari tulang rawan dan
memiliki rigi-rigi sepasang untuk saringan air pernapasan. Hemibrancia atau lembaran insang
bentuknya seperti sisir merupakan jaringan lunak yang melekat pada archus brancialis. Holobranchiae yaitu dua buah hemibrancialis yang melekat pada tiap archus brancialis. Mekanisme
pernapasan yaitu pertukaran gas
dan
terjadi secara difusi ketika air dari
habitat yang masuk melalui mulut, terdorong ke arah daerah insang.
yang banyak dikandung di dalam air akan diikat
oleh hemoglobin darah, sedangkan
yang dikandung di dalam darah akan dikeluarkan
ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung
kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ
tubuh dan seterusnya. Pernapasan dilakukan oleh insang yang
terdapat dalam empat pasang kantung insang yang terletak sebelah menyeblah,
tiap belah insang terdiri atas membran ganda filament, dimana setiap celah
filament kaya akan pembuluh darah dan akan mengikat oksigen juga sebagai pelepas
karbondioksida. Didalam filament terdapat sisir duri yang berfungsi untuk
menahan makanan dari benda-benda keras yang masuk saat pernapasan. Mekanisme
pernapasan, yaitu
dari air masuk kedalam insang kemudian
diikat oleh kapiler darah kemudian dibawah
kejaringan-jaringan yang membutuhkan. Kemudian
dari jaringan akan dibawah oleh darah keinsang
dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.









Gambar 1 (ikan belanak)
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya
terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam
rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan pada burung
berawal dari lubang hidung (fovea nasalis). Pada tempat ini, udara masuk
kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat
pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa
bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang
menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada
pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya
terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya
selaput itu menimbulkan suara. Pundi-pundi udara hanya
berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena
adanya pundi-pundi udara maka
pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi udara terdapat di pangkal leher (servikal), ruang
dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid),
ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut
(kantong udara abdominal). Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi)
disebabkan adanya kontraksi otot antar tulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan
tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara
dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga
dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang
masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke
pundi-pundi udarasebagai cadangan
udara. Udara pada pundi-pundi udara dimanfaatkan
hanya pada saat udara di paru-paru berkurang, yakni saat
burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas
maka kantung udara di
tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru.
Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang
rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil
dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari
paru-paru yang kaya karbondioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga
dada, udara dari kantung udara masuk
ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru.
Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun
inspirasi.

Gambar 2 (Geopelia striata)
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga
mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang
karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat
pernapasan karna tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu.
Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan
glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk
melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga
mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu
dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah
berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena
kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung
dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo
kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi
di kulit.
Selain
bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan
paru-paru walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai
sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan
paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas
pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh
bronkus yang pendek. Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi
yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara
(kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada
gelembung-gelembung di paru- paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut.
Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya
oksigen masuk melalui koane. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah
dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya
rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam
paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam
kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke
lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan
sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan
masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka.
Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan
berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan
mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.

Gambar 3 (Rana
sp)
Simpulan
dan Saran
Simpulan
Sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk
pertukaran gas. Berdasarkan
tempatnya, respirasi terbagi atas respirasi eksternal dan respirasi
internal. Ikan belanak melakukan respirasi dengan menggunakan insang. Pada
katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru.
Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Pada
burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru.
Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang
dilindungi oleh tulang rusuk. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
bagian-bagian organ respirasi pada ketiga preparat tersebut, mengetahui fungsi
dari masing-masing organ dan mengetahui mekanisme respirasi pada ketiga
preparat tersebut.
Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti ketika mengamati bagian-bagian organ
respirasi yang ada pada hewan yang sedang diamati agar dapat diketahui dengan
jelas fungsi dan mekanisme dari organ tersebut.
Daftar Pustaka
Campbell, dkk. (2008). Biologi
Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Catur,
MG. (2011). Dampak Pestisida Organoklorin Terhadap Kesehatan Manusia Dan
Lingkungan Serta Penanggulangannya. Jurnal
Kesehatan, 2: 3, 184-190.
Juanegsih,
Nengsih. (2008). Modul Pedoman
Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah.
Mardiono, Sasono. (2013). Pengaruh Latihan Batuk Efektif Terhadap
Frekuensi Pernafasan Pasien Tb Paru Di Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Tahun 2013. Jurnal Harapan Bangsa, 1: 2, 244-249.
Yunianto,Irfan. (2014). Evaluasi Aktivitas
Antioksidan Daun Sirsak (Annona muricata L.) pada Sistem Respirasi
Mencit (Mus musculus) Terpapar Asap Anti Nyamuk Bakar Sebagai Bahan Ajar
Biologi SMA Kelas XI. Jurnal BIOEDUKATIKA, 2: 2, 23-27.
Komentar
Posting Komentar